SEMARANG – Sebanyak 340 pemuda mengikuti seleksi program Magang ke Jepang 2025, Senin (21/7/2025). Dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, mereka akan menjalani berbagai tes, mulai dari akademik, medis, hingga fisik, agar dapat diberangkatkan ke “Negeri Matahari Terbit”.
Sumarno mengatakan, Magang ke Jepang adalah sebuah kesempatan, agar para pemuda memperoleh kesempatan “belajar kerja” dan dibayar di Jepang. Dia berharap, peserta benar-benar serius untuk melewati tiap tahapan tes.
“Harapan yang besar bagaimana kita menuju Indonesia Emas 2045, untuk sumber daya manusia yang unggul. Oleh karenanya, kami minta adik adik semua, benar-benar bisa menyerap ilmu di sana (Jepang), dan dibawa ke Indonesia,” tutur Sumarno, di Kantor Disnakertrans Jateng.
Setelah lolos seleksi, mereka diberangkatkan ke Jepang dan bekerja di sana selama tiga tahun. Sumarno berharap mereka segera “Mbalik Desa”. Para peserta diharapkan turut membangun ekonomi keluarga, dan memperluas kesempatan kerja bagi warga di sekitar.
Karena itu, Sumarno menekankan agar peserta yang lolos benar-benar menerapkan etos kerja tinggi, dan norma yang berlaku di Jepang. Sehingga, jika kembali ke Indonesia bisa menjadi SDM unggul.
“Mereka akan bekerja juga (di Jateng) dan bisa mengangkat (perekonomian) keluarga. Karena kunci pengurangan angka kemiskinan adalah bagaimana mereka bisa bekerja secara berkelanjutan, bisa untuk memperoleh pendapatan, dan syukur-syukur mereka bisa mencetak lapangan pekerjaan nanti,” ujar Sumarno.
Diminati Jepang
Kepala Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Semarang, Fikri Kurnia mengatakan, program Magang ke Jepang telah terselenggara sejak 1993. Dari proses itu, sudah ada 60.000 orang pekerja magang yang diberangkatkan.
Dari total tersebut, Fikri menyebut, mayoritas yang kembali ke Indonesia telah bekerja, atau membuka lapangan usaha sendiri di daerah.
“Provinsi Jawa Tengah salah satu favorit (perekrut di Jepang) dan yang paling banyak mengikuti seleksi. Karena sikap dan budaya masyarakat Jawa Tengah ini mungkin bisa diterima di Jepang, dibanding yang lain,” jelasnya.
Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz mengatakan, proses seleksi dilakukan agar mereka yang berangkat ke Jepang, telah siap secara fisik dan mental. Mengingat, standar disiplin kerja dan etika yang sangat dijunjung tinggi oleh perusahaan di Negeri Matahari Terbit.
Dia menerangkan, 340 calon pemagang yang mengikuti seleksi berasal bukan hanya dari Jawa Tengah, juga dari DIY, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
“Untuk tahun 2024, jumlah pendaftar (Magang Jepang) sekitar 472 (orang), yang mengikuti seleksi 382 (orang), saat ini telah lolos 97 orang, dan setelah lolos di tingkat provinsi akan mengikuti pelatihan di Bekasi. Harapannya, 97 orang ini nantinya lolos dan berangkat ke Jepang,” ucap Aziz, di hadapan Sekda Jateng Sumarno.
Pada kesempatan itu, Aziz juga mengonfirmasi, informasi pekerja Indonesia diboikot di Jepang pada 2026, adalah berita bohong. Hal itu telah diklarifikasi melalui Kementerian Luar Negeri dan asosiasi Lembaga Penyalur Kerja Sending Organization (LPKSO).
Namun demikian, dia tetap mengimbau calon pemagang atau pemagang luar negeri, agar melakukan kroscek terhadap promosi bekerja di luar negeri, ke Disnaker atau pemerintah setempat.
“Berita itu tidak betul. Karena Kementerian Luar Negeri melalui KBRI-nya sudah memberikan statement, bahwa itu tidak betul, dan kami konfirmasi juga ke teman-teman LPKSO itu tidak betul. Juga kalau ada iklan kerja di luar negeri, konfirmasi ke dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota dan provinsi, jangan sampai (mudah) tergiur gaji besar,” pungkas Aziz. (Pd/ Ul, Diskominfo Jateng)
Leave a Reply